
Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, menyambangi Komisi III DPR RI di Jakarta, Senin (17/3/2025).
Dalam rapat tersebut, Ria, istri Tomi, mengungkapkan kronologi hilangnya sang suami saat bertugas mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Teluk Bintuni, Papua Barat, pada 18 Desember 2024.
Dengan suara bergetar dan air mata, Ria menyampaikan bahwa sejak awal dirinya menerima informasi yang simpang siur dan penuh kejanggalan.
“Sedikit bercerita kronologi yang saya alami, dari sebelum sampai setelah saya mendapatkan kabar suami saya sudah kejadian, selanjutnya sampai pencarian yang tidak membuahkan hasil,” ujar Ria dalam rapat.
Tiga Versi Hilangnya Iptu Tomi
Ria mengungkapkan bahwa terdapat tiga versi berbeda yang ia terima soal hilangnya sang suami. Versi pertama datang dari Wakapolres Teluk Bintuni, Kompol Ade Luther Far-Far, yang menyebutkan bahwa longboat yang ditumpangi Iptu Tomi terbalik di sungai.
“Pak Wakapolres dan istrinya datang ke rumah saya sekitar pukul 13.30. Mereka bilang suami saya longboat-nya terbalik. Tapi waktu saya tanya siapa saksi mata, mereka bilang belum jelas,” kata Ria.
Versi kedua disampaikan oleh mantan Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wachid. Ia menyebutkan bahwa Tomi jatuh dari longboat tanpa ada yang menyadarinya.
“Dia bilang, suami saya duduk paling belakang di longboat, mungkin salah pijak lalu tergelincir dan tidak ada yang melihat,” ujar Ria.
Versi ketiga datang dari Brigpol Ronald Manggaprouw, Kanit Resmob yang ikut dalam operasi tersebut. Ronald mengatakan bahwa Iptu Tomi hanyut terbawa arus sungai dan sempat terlihat berdiri di air setinggi lutut sebelum akhirnya hilang.
“Pak Ronald bilang mau berenang menolong, tapi mukanya tertumbuk kayu dan dia pusing, jadi tidak bisa sampai ke titik suami saya,” kata Ria.
Namun, Ria merasa janggal karena tidak menemukan luka di wajah Ronald yang mengaku terbentur kayu.
“Saya lihat mukanya, saya perhatikan. Tidak ada tanda lecet atau memar sedikit pun,” ungkapnya.
Pencarian Terlambat dan Ancaman pada Keluarga
Menurut Ria, pencarian baru dilakukan keesokan harinya, 19 Desember 2024. Bahkan, helikopter yang digunakan dalam pencarian disewa dengan dana pribadi keluarga.
Ia juga menyebut adanya larangan bagi anggota kepolisian untuk menceritakan kronologi kejadian kepada keluarga. Bahkan, para istri anggota lainnya mendapat ancaman suami mereka akan dimutasi jika memberi dukungan pada Ria di media sosial.
“Saya merasa ini tidak wajar, seperti ada yang ditutup-tutupi,” kata Ria.
Leave a Reply