GACOR88JP – BMKG Perkirakan Cuaca Ekstrem Mengintai Sulut hingga 18 Juli, Warga Diimbau Waspada


Ilustrasi hujan. BMKG mengungkapkan adanya potensi hujan lebat dan angin kencang di sejumlah wilayah di Sulawesi Utara yang diprediksi berlangsung hingga Jumat, 18 Juli 2025.

Lihat Foto

BMKG) memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di Sulawesi Utara yang diprediksi berlangsung hingga Jumat, 18 Juli 2025.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, berpotensi terjadi, dengan peningkatan curah hujan harian di beberapa daerah.

Dilansir dari Antara, BMKG meminta masyarakat tetap waspada, khususnya bagi mereka yang berada di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

“Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, serta peningkatan akumulasi curah hujan harian di wilayah,” kata Koordinator Bidang Operasional BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Astrid Y Lasut di Manado, Minggu (13/7/2025).

Wilayah di Sulawesi Utara yang Diperkirakan Terdampak Cuaca Ekstrem

BMKG mencatat sejumlah wilayah yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem berdasarkan hari.

Pada Senin (14/7/2025), potensi hujan lebat diperkirakan terjadi di Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, serta Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, dan Minahasa Tenggara.

Pada Selasa (15 Juli), kondisi cuaca di Sulawesi Utara diperkirakan cenderung cerah hingga hujan ringan.

Kemudian pada Rabu (16/7/2025), cakupan wilayah terdampak meluas dengan tambahan daerah seperti Kabupaten Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara, dan Kepulauan Sangihe.

Selanjutnya, pada Kamis dan Jumat, (17-18/7/2025), cuaca ekstrem diprediksi akan melanda wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangihe.

Sementara itu, Sabtu (19 Juli), dan Minggu (20 Juli), kondisi cuaca di Sulawesi Utara kembali diperkirakan cenderung cerah hingga hujan ringan.

Faktor Alami yang Picu Pembentukan Awan Hujan

Lebih lanjut, Astrid menjelaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor atmosferik.

Gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada pada fase empat atau fase netral-maritime continent, yang turut memperkuat proses pembentukan awan hujan.

Sementara itu, anomali suhu permukaan laut (SST) di sekitar perairan Sulawesi Utara berada dalam kisaran 0 hingga 1,5 derajat Celsius.

Kondisi tersebut mengindikasikan adanya peningkatan kandungan uap air di atmosfer yang berkontribusi pada pembentukan hujan.

Selain itu, terdeteksi adanya belokan angin atau shearline yang memicu pertumbuhan awan hujan secara lokal.

Faktor ini diperparah dengan kondisi labilitas udara yang tinggi, mendukung pembentukan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan deras, petir, dan angin kencang secara tiba-tiba.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti informasi terkini terkait perkembangan cuaca melalui kanal resmi.

Kewaspadaan sangat penting, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir, longsor, atau angin kencang.

Langkah antisipatif dan kesiapsiagaan sejak dini dapat membantu meminimalkan risiko akibat cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi beberapa hari ke depan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *